image
foto : kapanlagi.com

Sang popstar kebanggaan Indonesia, Fatin Shidqia Lubis mungkin tidak berminat berputar haluan menjadi penyanyi rock. Meski diwarna dasar suara Fatin terkadang mengingatkan kita pada sejumlah penyanyi pop-rock wanita era 90an. Mungkin itulah yang dirasakan Ahmad Dhani ketika pertamakali ia mendengar Fatin bernyanyi Grenade. Nama Cyndi Lauper pun keluar dari mulut pentolan Dewa 19 itu.

Seperti yang kita tau, Cyndi Lauper adalah penyanyi yang menguasai beberapa genre. Tapi Cyndi lebih dikenal lewat lagu-lagu bergenre pop-rock semisal time after time yang kala itu lebih sering disebut sebagai new wave. Yang unik dari suara Fatin sebetulnya adalah gabungan antara warna suara era 70-90an dengan warna suara pop-hiphop jaman sekarang. Seperti yang pernah dikatakan Daniel Bedingfield, selain punya suara yang unik, Fatin juga memiliki bakat alami yang tak kalah langka yaitu cara bernyanyinya yang sangat khas. Dan semua itu seperti sebuah sistem yang secara otomatis menyesuaikan suara dan cara bernyayi dengan lagu apa yang sedang ia nyanyikan.  Apakah itu pop, pop-rock, hip-hop, rock n roll, hingga blues.

Jadi tidak heran bila Dhani  pernah mengatakan bahwa Fatin punya bakat blues. Dan dikesempatan lain dia (Dhani) juga bilang Fatin cocok dilagu  pop ballad. Belum lagi Bebi Romeo yang mengaku suka saat fatin sedikit ber-rock n roll. Namun yang terkadang menjadi pantangan Fatin adalah kecocokan lagu. Fatin bisa masuk dibanyak genre tapi tidak selalu cocok dengan nada pada lagunya.

Fatin dan Pontensi Rock

Disalah satu gala live show X Factor Indonesia, Fatin menunjukkan kemampuannya bernyanyi di tempo rock n roll untuk lagu one way or another. Itu setidaknya membuktikan bahwa Fatin juga bisa bermain diwilayah pop rock atau new wave seperti Cyndi Lauper. Termasuk di saat Fatin menyanyikan lagu Grenade di road to grandfinal yang sebetulnya cukup powefull dan setara lagu rock. Belum lagi saat Fatin dengan mulus mampu mengeksekusi lagu Crush Crush Crush milik Paramore yang notabenenya ber-genre alternative rock : yaitu gabungan pop dan punk.

Jika Ahmad Dhani teringat Cindy Lauper, maka Bebi Romeo menyebut Fatin adalah titisan Brenda Lee. Tak perlu heran karena salah satu genre yang dikuasai Brenda Lee adalah rockabilly. Di awal tahun 50an, aliran rockabilly menjadi pengaruh besar bagi perkembangan musik rock n roll maupun rock setelahnya. Elvis Presley adalah ikon rockabilly pada masa itu.  Jadi tidak bisa dipungkiri, kemiripan Fatin dengan Brenda Lee maupun Cyndi Lauper adalah pada nuansa rock disalah satu lapis suaranya. Itu pula yang membuat suara Fatin sebenarnya lebih kaya dari Rihanna yang disebut-sebut memiliki timbre yang sama dengan Fatin.

Secara keseluruhan, suara Fatin memang lebih dominan di genre populer. Tapi seperti yang kita bahas tadi, Fatin mempunyai anugerah berupa sistem suara dan cara bernyanyi yang ‘ajaib’ yang membuat Daniel Bedingfield ataupun Paula Abdul kagum. Mungkin itulah X Factor yang tidak dimengerti orang-orang yang selalu mempertanyakan kemenangan Fatin di X Factor Indonesia silam.

Kesimpulannya, di pita suara Fatin tersimpan keluaran suara yang cocok untuk pop- rock, new wave maupun rockabilly yang belum terasah sempurna. Jika itu dikembangkan, maka X Factor Fatin yang sebenarnya jauh lebih besar dari apa yang sudah terlihat sekarang.

@OrangMars